Home Blog Page 2

Jangan buka rahasia anda kepada siapa pun: Paṇḍara-jātaka 518.

  1. Teman di waktu senang dan susah.
  1. Jangan biarkan teman anda menceritakan rahasia pribadi, bisnis atau profesinya kepada kita.
    1. Jangan buka rahasia pribadi, bisnis atau profesi kita kepada siapa pun. Nasihat Sang Bodhisatta (Raja Garuda) kepada Raja Ular: Jataka 518: Paṇḍara Jataka

2. Pertapa Karambiya: Ia adalah satu-satunya yang selamat di antara 500 penumpang dan awak kapal yang tenggelam di tengah samudera.

  • Di Pelabuhan, Karambiya menjadi pengemis.
  • Tetapi, ia terlihat bijaksana karena menolak pakaian dalam dan pakaian luar yang ditawarkan oleh sejumlah penduduk.
  • Karena itu, penduduk yakin ia adalah orang baik dan membangun sebuah pertapaan untuk dirinya.
  • Dia menjadi sangat terhormat dan termasyur.
  • Ia pun didatangi oleh Raja Ular, yang bernama Paṇḍara, dan Raja Garuda.
  • Raja Garuda minta agar sang pertapa membujuk Raja Ular untuk mengungkapkan rahasia kekuatannya yang telah menjadikan banyak garuda gagal memangsa ular-ular bahkan menjadi santapan ular.
  • Setelah dibujuk tiga kali, Raja Ular mengungkapkan rahasia kekuatannya.
  • Tetapi, sang pertapa membuka rahasia Raja Ular kepada Raja Garuda.
  • Akhirnya Raja Garada berhasil menangkap Raja Ular dan membawanya ke angkasa.
  • Raja Ular memohon ampun dan menyesali kebodohannya karena telah membuka rahasianya kepada sang pertapa.    

3. Stanza-stanza Raja Ular:

 Sebagai raja ular, ternyata aku dikalahkan oleh seekor burung  karena aku si bodoh yang malang ini telah mengungkapkan rahasia yang jarang dibicarakan dan rentan terhadap kesembronoan dan sekarang aku dalam ketakutan.

4. Raja Garuda menasihatinya sbb:

Di antara tiga makhluk yang hidup di sini, coba sebutkan nama makhluk  yang sepatutnya dicela. Bukan pendeta, bukan juga burung melainkan perbuatan bodohmu sendirilah yang telah menimbulkan rasa malu yang besar ini.

5. Jawaban Raja Ular:

Aku pikir pendeta itu pasti teman sejatiku karena ia  suci dan hidup benar-benar sangat sederhana.

Aku telah membuka rahasiaku sendiri: nasi sudah menjadi bubur dan aku hanya bisa menangisi kesengsaraan ini.

6. Jawaban Raja Garuda:

Semua makhluk yang lahir ke dalam dunia ini pasti akan mati;

Namun, keturunan mereka membenarkan cara-cara Kebijaksanaan: dengan pengetahuan, keadilan, pengendalian diri dan kebenaranlah seseorang akhirnya akan mencapai tujuan mulianya.

Di antara semua sanak-saudara, orangtua adalah yang paling baik hati;

Tidak ada orang lain yang dapat memperlihatkan cinta-kasih yang setara dengan orangtua;

Tetapi, bahkan kepada mereka pun, janganlah pernah membuka rahasiamu; mereka dapat menjadi penghianat karena ketidak-sengajaan mereka.

Semua orangtua dan sanak-saudara pada derajad berapa pun, sekutu dan teman mungkin ramah-tamah;

Tetapi, jangan percayakan rahasia anda kepada seorang pun di antara mereka;

Kalau tidak, anda akan menyesali penghianatan mereka di hari kemudian.

Seorang isteri mungkin terlihat muda sekali, baik dan adil serta memiliki banyak sekali teman; dan kita mungkin sama-sama memiliki kasih-sayang terhadap anak-anak kita;

Namun, kepada dia pun, janganlah percayakan rahasiamu. Jika berbuat sebaliknya, berhati-hatilah dengan penghianatannya.

(TST/LN)

Abhidhamma

Abhidhamma adalah pendekatan khusus terhadap Dhamma yang mulai berkembang pada masa Buddha dan mencapai bentuk akhirnya sekitar dua atau tiga abad setelah wafat-Nya. Kata abhidhamma berarti ‘yang berkaitan dengan dhamma-dhamma (fenomena).’ Abhidhamma berkembang ketika para pemikir Buddhis awal mencoba menguraikan fenomena ke dalam unit yang paling dasar yang mereka sebut dhamma dan, kemudian, mencoba menggambarkan ciri-ciri mereka, lamanya mereka, interaksi mereka dengan satu sama lain, dan hasil kamma mereka. Buddha umumnya membatasi diri pada pengalaman empiris (berdasarkan, berkenaan dengan, atau yang dapat dibuktikan kebenarannya dengan pengamatan atau pengalaman dibandingkan dengan teori atau logika murni), abhidhamma cenderung lebih spekulatif (yang terlibat dalam, mengungkapkan, atau berdasarkan kira-kira bukan pengetahuan).

Sumber: Buddhism from A to Z oleh Bhikkhu Shravasti Dhammika; Abhidhamma oleh Nyanaponika Thera

MEDITASI terbukti mengubah arsitektur otak dan perilaku kita

0

1.    Latihan konsentrasi pikiran (meditasi) dapat mengubah arsitektur otak dan perilaku seseorang.

2.    Kata Prof Richard Davidson, Universitas Wisconsin di Madison, AS,  “Pikiran dapat mengubah otak dan otak yang telah berubah dapat mengubah pikiran.”

3.    Sekitar 350 buah perusahaan multinasional (MNC) menerapkan latihan konsentrasi pikiran dan menikmati hasil yang mencengangkan:
Di AS dll, para eksekutif ratusan perusahaan besar (GE, FB, SAP, Aetna, Ford, Cochlear, General Mills dll)  dan para politisi di Capitol Hills yang berlatih perhatian penuh (mindfulness) terbukti menjadi orang-orang yang lebih peka secara positif terhadap perasaan orang lain, mudah berempati, pemaaf dan tajam pikiran. Mereka lebih mudah melakukan perencanaan dan membuat keputusan yang rumit walaupun dalam tekanan waktu dll. Para eksekutif bisnis menjadi semakin welas asih kepada para kolega dan pegawai yang lain. Pemilik perusahaan meningkatkan status hubungan mereka dari pegawai menjadi teman bahkan mitra. Sebagian besar akan melakukan konsentrasi pikiran, antara lain, perhatian penuh (mindfulness), sebelum memulai rapat yang penting dan melelahkan.

4.    Latihan mindfulness meningkatkan kegiatan di beberapa bagian prefrontal cortex(PFC)
Bagian tersebut adalah pusat dari banyak kegiatan berpikir tingkat tinggi kita – penilaian, pembuatan keputusan, perencanaan dan ketajaman pikiran kita.

5.    PFC juga merupakan salah satu tempat yang terlihat lebih aktif ketika kita berperilaku yang suka dengan masyarakat (pro-sosial) – yaitu hal-hal seperti welas asih, empati dan baik hati.

6.    Salah satu cara untuk mengukur fenomena itu adalah dengan meneliti ketebalan cortex, yaitu yang sering disebut sebagai zat abu-abu, di dalam otak.

7.    Cereblar cortex menjadi lebih tebal:
Pada sebuah penelitian tahun 2005, peneliti Universitas Harvard, Asisten Profesor Sara Lazar, Ph.D., dkk memakai fMRI untuk mengukur perubahan-perubahan pada ketebalan lapisan luar otak besar (cerebral cortex) pada para praktisi Amerika mindfulness yang telah berpengalaman di Insight Meditation. Lazar dkk menunjukkan bahwa pada para meditator jangka panjang, wilayah-wilayah cereblar cortex yang terkait dengan pengolahan masukan lewat panca indra lebih tebal.

8.    Pelambatan proses penuaan:
Hasil-hasil tersebut juga memberikan kesan bahwa meditasi yang teratur dapat melambatkan proses penipisan PFC yang terkait dengan usia yang biasanya tidak terhindarkan.

9.    Kemampuan belajar, mengingat, pengaturan emosi dll bertambah kuat:
Dalam penelitian lain, para peneliti telah menunjukkan bahwa meditasi telah menambah zat abu-abu di wilayah-wilayah otak yang terlibat dalam proses belajar dan mengingat, pengaturan emosi, pengolahan pengacuan diri dan penerimaan perspektif.”

10. Hasil-hasilnya menunjukkan perubahan-perubahan yang terukur di wilayah-wilayah otak yang terkait dengan ingatan, sadar diri, stress dan empati.

11. Perlu latihan mindfulness hanya 2 bulan x 27 menit untuk tambah kuat ingatan dll:
Dalam penelitian itu, setelah penerapan latihan-latihan mindfulness selama rata-rata 27 menit per hari, para peserta (16 orang) melaporkan bahwa mereka merasakan penurunan stress. Otak mereka bahkan berbicara lebih keras daripada jawaban-jawaban mereka terhadap lembaran tanya-jawab. Gambar-gambar, yang diambil dengan fMRI, sebelum dan sesudah latihan di atas menunjukkan bahwa walaupun baru masa 2 bulan, kepadatan zat abu-abu telah bertambah di dalam hippocampus, yaitu salah satu pusat belajar, ingatan dan sadar diri.

12. Latihan mindfulness selama 2 minggu meningkatkan daya ingat dan kecerdasan.
Para peneliti psikologi di Universitas California di Santa Barbara mendapati bawah retret meditasi mindfulness selama 2 minggu telah membantu meningkatkan angka Graduate Record Examination (GRE) calon mahasiswa S2 dari 460 menjadi 520.

13. Latihan mindfulness mengubah struktur otak dan meningkatkan daya ingat:
Kata Michael Baeme, seorang direktur Program Mindfulness Universitas Pennsylvania,” Latihan mindfulness mengubah bagian struktur otak tempat beroperasinya kesadaran. Latihan mindfulness juga memperkuat fungsi kendali pelaksanaan otak dan meningkatkan daya ingat yang aktif.”

14. Meditasi menambah kesejahteraan dan mutu hidup kita:
Dengan berlatih meditasi, kita dapat memainkan salah satu peran aktif dalam mengubah otak dan dapat menambah kesejahteraan maupun mutu hidup kita,” kata Vritta Holzel, salah seorang rekan penelitian di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan Universitas Giessen di Jerman yang mengerjakan penelitian itu. “Penelitian-penelitian lain di berbagai macam kelompok pasien telah menunjukkan bahwa meditasi dapat menghasilkan peningkatan-peningkatan yang besar dalam berbagai macam gejala dan sekarang kami sedang menyelidiki mekanisme-mekanisme yang mendasarinya di dalam otak yang mempermudah perubahan itu.”

15. Otak yang tidak dilatih konsentrasi bisa merugikan kita:
Otak kita yang elastis juga dapat bekerja dengan merugikan kita. Jika kita terlena dalam kecenderungan-kecenderungan kita yang paling rendah, yaitu bereaksi terhadap setiap perasaan negative dengan bersusah hati mengingat-ingat kesalahan di masa lampau atau merencanakan upaya-upaya untuk membalasnya, pola-pola itu bahkan lama-kelamaan akan menjadi semakin tertanam, sehingga menjebak kita dalam penjara mental buatan kita sendiri. Para ahli syaraf dapat melihat hal itu di catatan-catatan di fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging; uji dengan menggunakan medan magnit dan denyutan energy gelombang radio untuk pembuatan gambar organ dan struktur tubuh untuk mengetahui fungsi-fungsinya).

16. Latihan konsentrasi pikiran (meditasi) mengubah arsitektur dan perilaku kita:
Pada orang-orang yang terus-menerus gelisah, bagian-bagian otak yang terkait dengan rasa takut, kemelekatan dan reaktif muncul begitu terganggu sedikit saja dan lambat untuk menjadi tenang. Tetapi, melalui mekanisme-mekanisme biologis yang sama, latihan mindfulness lama kelamaan akan mengubah otak kita dan juga perilaku kita.

17. Meditasi menjadikan Michael Jordan lebih focus di lapangan dan juga lebih ramah bagi teman-teman seregunya.

18. Salah satu bidang yang sangat menarik perhatian bagi para ahli syaraf yang juga meditator (contemplative neuroscientist) adalah amygdala, yaitu sebuah wilayah yang berbentuk buah almond (badam) di bagian tengah otak. Tampak amygdala memainkan salah satu peran yang terpenting dalam reaksi kita terhadap stress (ketegangan). Ketika kita mengalami keadaan yang penuh ketegangan, dua buah wilayah otak akan menjadi aktif — yaitu hippocampus dan amygdala. Hippocampus, wilayah yang mirip kuda laut di dekat bagian dasar otak, menerima informasi yang dimasukkan dari panca indra kita. Jika ia menentukan bahwa keadaan yang sedang berlangsung bersifat mengancam, hippocampus akan mengaktifkan amygdala. Ketika amygdala diaktifkan, tanggapan kita untuk melawan atau melarikan diri akan mulai, sehingga memompa kortisol dan hormon-hormon lain melalui system tubuh kita, yang meningkatkan tekanan darah kita dan menutupi kemampuan penilaian kita. Kita akan menjadi marah. Kita akan bereaksi secara agresif. Kita pasti akan memperburuk keadaan, tidak memperbaiknya. Para ahli syaraf dengan kasih sayang menyebut hal itu “pembajakan oleh amygdala.”

19. Ketika amygdala terus-menerus ditambah aktif, ia akan lebih mudah terbangkitkan, yaitu lebih sensitive terhadap gangguan berikutnya. Kegelisahan akan menjadi lingkaran yang jahat.    

20. Sedikit latihan mindfulness pun terbukti sebagai pertahanan yang tepat hasil terhadap pembajakan oleh amygdala.
Dalam suatu penelitian yang dijalankan dari Rumah Sakit Umum Massachusetts, para peneliti menunjukkan bahwa meditasi telah mengurangi ukuran amygdala walaupun baru latihan selama 8 minggu, yaitu mindfulness telah menjadikan para praktisinya kurang mungkin untuk bereaksi berlebihan, sehingga kurang mungkin untuk membiarkan kemarahan mereka menguasai diri mereka.

21. Perubahan-perubahan seperti itu tahan lama.
Mindfulness tidak hanya mengubah otak selama meditasi. Manfaat-manfaatnya berlanjut sampai lama setelah mereka meninggalkan dudukan meditasi. Penelitian sama yang menunjukkan bahwa meditasi telah mengurangi ukuran amygdala juga menunjukkan bahwa kemampuan pengaturan emosi yang diperkuat oleh meditasi akan tahan jauh melebihi waktu yang telah dipakai untuk latihan duduk.

Mengapa berkebun dapat menumbuhkan kesejahteraan mental dan membina pertemanan

0

Penelitian menemukan bahwa berkebun di halaman depan, yaitu tempat hasil kerja Anda lebih terlihat, dapat menumbuhkan hubungan sosial dan kesehatan mental yang lebih baik.

Oleh Richard Sima
17 Mei 2024 pukul 08:33 EDT

Mencari perubahan sederhana yang dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional Anda? Cobalah berkebun.

Orang-orang berkebun di dalam dan di luar ruangan, dalam cuaca dan iklim yang berbeda serta dengan intensitas dan tujuan yang berbeda. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa berkebun berdampak positif pada kesehatan mental dan kesejahteraan. Penelitian baru menunjukkan bahwa berkebun juga bisa menjadi jalan menuju perubahan perilaku yang sehat secara besar-besaran.

Mengapa berkebun merupakan kegiatan yang menyehatkan? Penelitian menunjukkan bahwa ada dua jalur utama yang mengarahkan pekebun menuju kesejahteraan mental. Salah satunya melalui keterhubungan dengan alam dan keindahan estetisnya. Namun, hal lain yang mungkin mengejutkan adalah bagaimana berkebun juga bisa menjadi cara kita terhubung dengan orang lain.

“Saya rasa itu hanya tentang menyatukan kembali apa yang menjadikan kita manusia,” kata Jonathan Kingsley, dosen senior promosi kesehatan di Swinburne University of Technology di Australia.

Mengapa orang senang berkebun

Berkebun bisa menjadi pengalaman yang kaya dan multisensori, dan pekebun biasanya menyebut taman sebagai sumber kesenangan dan kegembiraan, pelarian atau rasa ingin tahu dan pembelajaran.

“Rasanya, teksturnya, sensasinya… angin menerpa wajah dan rambut Anda, sekadar merasakan unsur alam. Itu membantu orang merasa hidup, sadar dalam beberapa cara,” kata Jill Litt, peneliti senior di Barcelona Institute for Global Health. “Itu adalah hal-hal yang sangat bersifat terapeutik.”

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aroma alam dapat berdampak pada kesejahteraan dan suara alam seperti kicau burung juga meningkatkan kesehatan mental.

Seperti aktivitas berbasis alam lainnya, berkebun dapat memperoleh beberapa manfaat dari mengurangi stres. Teori pemulihan perhatian berhipotesis bahwa rangsangan alami dapat mengurangi kelelahan mental dengan secara lembut menahan perhatian kita dengan “daya tarik yang lembut.”

Namun, satu ciri yang membuat berkebun menonjol adalah bahwa hal itu “membutuhkan partisipasi aktif” dan “terlibat dalam hal ini,” kata Litt, yang juga seorang profesor studi lingkungan di Universitas Colorado di Boulder. “Kamu harus melakukan sesuatu.”

Dengan menyiangi, menyiram, menggali, menabur, memangkas, dan tugas-tugas hortikultura lainnya, berkebun bisa menjadi hobi yang menuntut fisik. Latihan fisik juga terbukti meningkatkan kesehatan mental.

Menanam tanaman hijau dan membina koneksi

Berkebun tidak hanya membantu menghubungkan kita dengan alam, tetapi juga dengan manusia lain. Komunitas yang berkebun di ruang bersama dapat membangun kepercayaan karena orang-orang saling menjaga lahan dan menawarkan bantuan dan nasihat. Pertumbuhan sosial ini berjalan lambat dan stabil, didasarkan pada tujuan bersama, rasa memiliki dan pembelajaran. “Semuanya merupakan panduan tentang bagaimana Anda membangun hubungan yang kuat,” kata Litt. “Kebun memanggil mereka untuk kembali karena mereka mempunyai tanggung jawab.”

Namun, berkebun di rumah pun dikaitkan dengan keterhubungan sosial yang lebih besar. Dalam penelitian sebelumnya, Litt dan rekan-rekannya menemukan bahwa pekebun di rumah lebih terlibat secara sosial – lebih cenderung berkomunikasi dengan pejabat terpilih setempat atau berpartisipasi dalam asosiasi orang tua-guru, misalnya – dibandingkan mereka yang bukan pekebun.

Para pekebun di rumah juga cenderung menilai estetika lingkungan mereka secara positif. Peningkatan keterlibatan sosial dan peringkat estetika dikaitkan dengan kesehatan yang lebih baik. Partisipasi dalam komunitas berkebun semakin meningkatkan dampak ini.

Penelitian lain menemukan bahwa berkebun di halaman depan, yaitu tempat hasil kerja keras Anda lebih terlihat, juga dapat menumbuhkan hubungan sosial dan kesehatan mental yang lebih baik, kata Lauriane Suyin Chalmin-Pui, seorang peneliti independen di Inggris yang mengkhususkan diri pada pengaruh berkebun terhadap kesehatan dan kesejahteraan.

Dalam sebuah penelitian, Chalmin-Pui dan rekan-rekannya mengubah 38 halaman depan rumah yang gundul menjadi taman untuk 42 peserta. Tiga bulan kemudian, peserta penelitian melaporkan tingkat stres yang lebih rendah dan memiliki pola kortisol yang lebih sehat.

Taman-taman memberikan lebih banyak kesempatan bagi peserta untuk bertemu dengan tetangganya dan tanaman menjadi pembuka percakapan yang mudah. Ketika Chalmin-Pui menindaklanjuti para peserta setelah satu setengah tahun, dia menemukan bahwa orang-orang telah mengenal tetangga mereka.

Beberapa telah tinggal di jalan yang sama selama 10 tahun. “Tetapi, baru setelah mereka berdua mendapatkan tanaman di halaman depan, barulah mereka mulai berbincang,” kata Chalmin-Pui.

Chalmin-Pui mengenang peserta penelitian lain yang menghadapi masalah kesehatan mental dan cacat fisik. Wanita tersebut mengatakan kepadanya bahwa tanaman adalah “penyelamat hidup” dan “itu adalah pertama kalinya dia merasa menjadi manusia setelah bertahun-tahun.”

“Dia merasa bahwa dia menjaga mereka tetap hidup,” kata Chalmin-Pui. “Fakta bahwa dia menjaga mereka tetap hidup berarti dia mampu melakukan sesuatu.”

Berkebun sebagai cara untuk perubahan perilaku yang bertahan lama

Banyak penelitian yang menyelidiki manfaat berkebun bagi kesehatan bersifat observasional dan korelasional sehingga sulit untuk mengetahui apakah berkebun yang menyebabkan perubahan kesehatan atau apakah tipe orang tertentu yang sudah memiliki perilaku kesehatan ini lebih tertarik untuk berkebun.

Dalam uji coba terkontrol secara acak yang pertama yang menguji pengaruh berkebun komunitas terhadap kesehatan, Litt dan rekan-rekannya bekerja dengan 37 kebun komunitas di wilayah Denver dan Aurora, Colorado, untuk menguji secara lebih langsung bagaimana berkebun berdampak pada kesehatan. Untuk penelitian ini, 291 peserta yang tidak berkebun dalam dua tahun terakhir dipilih secara acak untuk menerima sebidang kebun komunitas atau tetap berada dalam daftar tunggu.

Dibandingkan dengan peserta yang masuk daftar tunggu, mereka yang berkebun mengalami peningkatan aktivitas fisik sedang hingga berat – rata-rata 40,6 menit lebih banyak per minggu. Mereka juga mengonsumsi lebih banyak serat – sekitar 1,4 gram serat setiap hari. Setelah satu musim berkebun, mereka juga melaporkan tingkat stres dan kecemasan yang lebih rendah.

Meskipun besaran perubahan perilakunya kecil, hal itu merupakan awal yang nyata sejalan dengan intervensi perilaku kesehatan lainnya. “Kami melihat kebun sebagai pelaku perubahan perilaku kesehatan,” kata Litt.

Setelah pengumpulan data berakhir, peserta daftar tunggu juga diberikan sebidang kebun dan lebih dari setengahnya mulai berkebun pada musim berikutnya, kata Litt.

Berapa banyak berkebun yang Anda butuhkan?

Para peneliti masih menggali rincian tentang “dosis” berkebun yang memberikan manfaat paling besar bagi kesehatan mental.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan tahun lalu yang mensurvei 4.919 orang dewasa paruh baya dan lebih tua di Australia, Kingsley dan rekan-rekannya melaporkan bahwa berkebun setidaknya 2,5 jam setiap minggu dikaitkan dengan kesejahteraan mental dan kepuasan hidup yang lebih baik. Manfaat itu lebih kuat pada orang dewasa berusia 64 tahun ke atas.

Waktu di oasis taman Anda “bersaing melawan kekuatan lain yang memengaruhi kesehatan mental Anda setiap hari,” kata Kingsley. Meskipun penelitian ini bersifat korelasional, Kingsley berteori bahwa 2,5 jam per minggu di taman mungkin merupakan waktu yang tepat untuk memenuhi ambang batas tersebut.

Bagi pemula, Anda bisa memulainya dari hal kecil. Hanya beberapa tanaman pot di dalam ruangan yang masih berkebun. Beberapa tanaman, seperti mint, adalah tanaman yang tumbuh subur dan mungkin lebih mudah dipertahankan oleh pekebun pemula. Namun, menanam tanaman yang Anda sukai mungkin adalah kuncinya, kata Chalmin-Pui.

Jangan takut tangan Anda kotor dan melakukan kesalahan. Berkebun adalah “semacam percobaan dan kesalahan dan sekadar pengalaman, itulah kehidupan,” kata Kingsley. “Anda akan mengalami banyak kegagalan dan kemenangan dalam hal ini. Dan itulah kehidupan.”

Sumber: Washington Post

Enam langkah mudah untuk bermeditasi dan meningkatkan kesejahteraan mental dan karir anda

0

Bryan Robinson, Ph.D.
penulis Chained to the Desk in a Hybrid World: Panduan untuk keseimbangan

Bulan Mei adalah Bulan Kesadaran Kesehatan Mental dan pantas untuk menyebutkan satu hal yang dapat dilakukan setiap orang untuk meningkatkan kesehatan mental mereka. Satu hal itu terjadi di dalam diri Anda, di mana Anda bisa mengenal diri Anda lebih baik. Kita masing-masing ibarat jalan raya dua jalur dengan jalur luar dan jalur dalam. Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita di jalur luar tempat sebagian besar stres berada. Namun, kunci menuju kesejahteraan mental yang lebih baik adalah menghabiskan lebih banyak waktu di jalur dalam diri Anda. Meditasi adalah salah satu cara terbaik untuk mengakses jalur batin Anda dan mengamati apa yang membuat Anda tergerak.

Baik Anda orang tua yang gelisah, pebisnis yang sibuk, pensiunan yang cemas, atau pencari kerja yang cemas menghadapi masa depan yang tidak pasti, pemicu stres akan terus menghantui Anda, memaksa pikiran Anda untuk beradaptasi secara negatif sebisa mungkin. Anda mungkin khawatir tentang tagihan yang belum dibayar atau proyek yang belum selesai, bertanya-tanya apakah Anda akan mendapatkan pekerjaan itu atau bagaimana Anda akan memenuhi tenggat waktu. Anda mungkin mengulangi perselisihan dengan atasan Anda. Mungkin Anda mencoba mengalihkan pikiran dari kekhawatiran tetapi tidak berhasil. Pikiran negatif menciptakan hambatan pada keterlibatan kerja, kesuksesan karier, dan potensi penghasilan. Ahli saraf mengatakan hal ini karena pikiran kita seperti Velcro untuk hal-hal negatif dan Teflon untuk hal-hal positif untuk bertahan hidup.

Meditasi Lebih Mudah Dari yang Anda Pikirkan

Meditasi memanfaatkan sirkuit sosial otak Anda dan mengatur ulang serta mengisi ulang pikiran Anda selama hari kerja. Sejumlah besar penelitian yang didukung sains menunjukkan bahwa hal itu memungkinkan kita menjadi lebih efisien dan produktif serta dengan tenang menghadapi permasalahan di tempat kerja dengan kejelasan, rasa sayang pada diri sendiri, keberanian, dan kreativitas. Selama alur kerja sehari-hari, meditasi meningkatkan kesehatan mental dan proses kognitif, mengurangi stres, dan mencegah kelelahan kerja.

Tujuan meditasi bukanlah untuk keluar dari zona, mengosongkan pikiran, menarik diri dari dunia, atau menikmati hidup. Tujuannya adalah untuk mengamati cara kerja pikiran Anda seperti saat Anda memeriksa noda di tangan Anda. Saat Anda melakukan itu, pikiran lain akan mengalihkan perhatian Anda dan itu sebenarnya adalah bagian dari proses meditasi.

Jika Anda menyalahkan diri sendiri karena sudah mencoba bermeditasi tetapi tidak bisa, jangan menyerah. Ini lebih mudah dari yang Anda kira. Kemungkinan alasannya adalah karena Anda melakukan pendekatan latihan seperti tugas kerja dengan terlalu banyak usaha dan tekanan yang dilakukan sendiri. Mungkin Anda mengharuskan diri Anda duduk dalam waktu lama meskipun mereka merasa tidak nyaman untuk menjernihkan pikiran. Tapi, bukan itu cara kerja meditasi. Rahasia sebenarnya adalah meluangkan waktu lima menit atau kurang untuk fokus pada sesuatu dan memberikan perhatian penuh padanya.

Meditasi Kesadaran Terbuka

Meditasi kesadaran terbuka—pengamatan damai terhadap apa yang terjadi di sekitar Anda sebagaimana yang terjadi pada saat ini—memungkinkan Anda bermeditasi sambil menjalani hari kerja. Hanya dalam 60 detik Anda dapat bersantai, menjernihkan pikiran, dan meningkatkan tingkat energi Anda. Berikut cara kerjanya dalam empat langkah cepat, mudah, dan dapat berpindah-pindah. Duduklah di tempat yang nyaman dengan mata terbuka atau tertutup selama satu menit.

2- Atur pengatur waktu selama 60 detik.

3- Dengarkan dengan rasa ingin tahu dan kenali sebanyak mungkin suara yang berbeda. Anda mungkin memperhatikan sistem pemanas atau pendingin udara, lalu lintas di kejauhan, suara-suara dari area lain di gedung, pesawat terbang, detak jam, atau perut Anda yang keroncongan.

4- Setelah satu menit, alih-alih mencoba mengingat suara-suara tersebut, alihkan perhatian Anda ke dalam dan perhatikan apakah Anda tidak lebih tenang dan berpikiran jernih. Bayangkan saja bagaimana perasaan Anda jika Anda melakukan latihan ini selama lima atau sepuluh menit.

Ketika Anda sepenuhnya terlibat dengan rasa ingin tahu pada saat ini, Anda menyadari bahwa kekhawatiran atau pikiran stres sebelumnya tidak ada. Anda mungkin menyadari bahwa detak jantung dan pernapasan Anda lebih lambat dan otot-otot Anda yang tegang mengendur. Itu karena Anda menghilangkan peringatan merah dari pikiran berpikir Anda dan membawanya ke momen saat ini, mengaktifkan respons istirahat dan cerna Anda.

Anda dapat memadukan meditasi kesadaran terbuka ke dalam rutinitas harian Anda tanpa tambahan waktu saat beraktivitas. Dalam perjalanan dari tempat parkir ke kantor Anda, alih-alih secara mental membalik-balik agenda hari itu, alihkan perhatian Anda pada sensasi kaki Anda menyentuh tanah atau fokus pada perasaan langit terbuka atau pemandangan dan suara di sekitar Anda. Saat berjalan ke kamar kecil atau menunggu rapat Zoom dimulai, Anda dapat mendengarkan suara sekitar atau menyesuaikan sensasi tubuh.

Meditasi Wawasan

Jika Anda bersedia mencobanya dan melepaskan kendali dan penilaian, Anda dapat melakukan latihan kedua dengan masuk ke dalam dan memusatkan perhatian pada napas Anda—dengan rasa ingin tahu, bukan penilaian—sama seperti Anda memeriksa noda di tangan Anda. Duduklah di tempat yang nyaman dengan posisi santai.

1- Tarik napas melalui hidung dan keluarkan melalui mulut, fokus pada setiap tarikan dan embusan napas.

2- Ikuti napas Anda hingga satu siklus penuh dari awal saat paru-paru penuh, lalu kembali ke saat paru-paru kosong. Kemudian ulangi siklus tersebut, perhatikan napas Anda dengan penuh perhatian.

3- Kemungkinan, pikiran akan muncul dalam bentuk penilaian. Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda melakukannya dengan benar, memikirkan tugas yang harus Anda lakukan nanti, atau berdebat apakah itu sepadan dengan waktu Anda. Biarkan saja hal-hal tersebut muncul dan akui dengan keterbukaan hati, lalu kembalikan perhatian Anda dengan lembut dan fokus pada napas.

4- Setiap kali perhatian Anda melenceng dari napas (dan hal itu akan terjadi), perhatikan saja lalu kembalikan kesadaran Anda ke pernapasan.

5- Jika pikiran Anda terjebak dalam rantai pikiran, keluarlah dengan hati-hati dari arus pikiran dan kembali bernapas.

6- Setelah tiga hingga lima menit, perhatikan betapa Anda lebih tenang dan terhubung saat ini.

Kemungkinan Anda bermeditasi dengan benar jika pikiran Anda tetap tenang setelah dua latihan ini. Jika Anda berlatih meditasi selama lima menit sekali atau dua kali sehari secara teratur, Anda akan mulai melihat perbedaannya. Anda mungkin merasa rileks dan istirahat serta memiliki pendekatan yang lebih tenang dalam bekerja. Dalam jangka panjang, Anda tahu bahwa meditasi akan berhasil ketika Anda lebih berpijak benar-benar pada saat ini, alih-alih secara mental terjebak dalam kenangan buruk masa lalu atau ketidakpastian di masa depan. Keterlibatan kerja, produktivitas kerja, dan kinerja karier Anda akan mulai melonjak.

Sumber: Forbes

Menikah di Surga

0

1.    Saya Buddhis sejak usia 10-11 tahun.

2.    Pada sekitar subuh hari Minggu, 23 Juli 2017 saya bermimpi yang menakjubkan.

3.    Mimpi itu dimulai dengan saya sedang naik mobil dalam perjalanan kembali ke Jakarta dari luar kota. Saya menelusuri jalan besar dan lebar tetapi tidak dari aspal atau beton melainkan seperti tanah merah tua kehitamam-hitaman yang keras. Tidak ada banyak mobil. Seperti tempat kuno.

4.    Lalu saya sampai di sebuah perempatan dan saya menjadi bingung: apakah harus lurus atau belok kiri?

5.    Saya memutuskan berhenti untuk bertanya.

6.    Saya memasukkan mobil saya ke halaman depan yang luas di depan sebuah sebuah rumah besar tapi terlihat tua.

7.    Saya turun dan melangkah memasuki rumah itu.

8.    Saya melihat ada beberapa orang Tionghoa di dalamnya.

9.    Saya melihat seorang anak muda Tionghoa, berusia sekitar 20 tahun, bertubuh gempal, tingginya sedang saja,  sedang memotong ayam dengan menggorok leher ayam itu terlebih dahulu, kemudian membacok kaki-kakinya hingga putus. Saya menjadi prihatin karena itu melanggar ajaran Buddha.

10. Saya mendekatinya dan berjongkok untuk mencoba menasihatinya dengan ajaran Buddha.

11. Persis sebelum saya mengucapkan perkataan kepada anak muda itu, dari sebelah kanan saya, tiba-tiba saya mendengar suara yang sangat lembut dan sopan,” Papa (atau Koko, kurang jelas), mari kita kembali ke surga untuk menikah.”

12. Saya langsung menengok ke kanan dan melihat seorang dewi (ya dewi dari surga!!!) berdiri di angkasa tidak jauh dari saya. Wajahnya putih bersih, agak bulat, rambut digelung ke atas, berpakaian lengan panjang, latar belakang merah cerah, dengan bunga-bunga warna hijau, biru dll, bercelana panjang dengan warna dan bunga yang sama. Tubuhnya terlihat tinggi, terlihat menawan, tidak langsing, lengannya agak panjang.

13. Hari kelihatannya menjelang sore.

14. Lalu, saya berdiri dan mendekatinya sehingga wajahnya semakin jelas terlihat dan saya menjadi berada cukup jauh dari anak muda Tionghoa itu.

15. Saya bertanya dengan ramah,”Siapakah kamu? Mengapa mengajak saya ke surga dan menikah dengan kamu?”

16. Dia menjawab dengan ramah, lembut dan merdu,” Saya adalah isteri Koko di surga. Saya datang untuk menjemput Koko.“

17. Saya yang biasanya cukup kritis dan keras berubah karena kesopanan dan kelembutannya sehingga saya  memutuskan  menerima tawarannya, terutama untuk membalas sikapnya itu. Saya tidak langsung jatuh cinta. Catatan: (i) Saya tidak pernah berpikir untuk lahir kembali di surga mana pun karenan tujuan akhir Buddhis adalah Nibbana; (ii) Seumpama ada sosok dewa mengajak tukar tempat: saya menjadi dia dan dia menjadi saya, akan saya tolak; (iii) Kondisi saya dua minggu sebelum mimpi ini: tekanan darah normal 120/80, kolesterol, gula darah normal dll;  sering nonton video YouTube ttg kehidupan binatang di Amazon dan Afrika; kemajuan teknologi, komputer dan satelit China; anak bungsu saya baru saja lulus ujian S1-nya; (iv) sehari sebelum mimpi sampai sore sebelum mimpi: ngobrol dua jam dengan tetangga, pergi ke mall, beli buku dll, dengarin lagu-lagu jadul Mandarin dll; 

18. Lalu, saya bertanya lagi,” Sesudah menikah di sana, apakah saya bisa kembali ke bumi manusia?”

19. Dia tersenyum manis sekali dan menjawab dengan cara sama,” Ya, bisa, besok harinya.”

20. Saya langsung ingat bahwa satu hari di Surga Catummaharajika saja sama dengan 50 tahun di alam manusia. Satu hari di Tavatimsa sama dengan 100 tahun di alam manusia.

21. Lalu saya bertanya lagi, juga dengan ramah,” Dari surga manakah kamu ini? Kalau dari Surga Catummaharajika, 1 hari di sana saja sama dengan 50 tahun di sini. Kalau dari Surga Tavatimsa, 1 hari di sana sama dengan 100 tahun di sini. Apakah kamu dari Tavatimsa?”

22. Dia tidak menjawab melainkan tersenyum manis lagi.

23. Saya memperhatikan pakaiannya, tampilannya dan keanggunannya. Saya menduga dia dari Tavatimsa. Mengapa? Menurut pengetahuan saya, penghuni surga Tavatimsa masih memiliki nafsu indrawi yang cukup besar. Karena itulah dia mengajak saya menikah.

24.  Lalu, saya  berkata,” Kamu mungkin dari Tavatimsa. Jika saya menikahi kamu di sana dan kemudian kembali ke bumi manusia esok harinya, itu berarti saya akan sudah 100 tahun meninggalkan bumi manusia dan semua anak serta cucu saya pun akan sudah meninggal dunia. Wah, itu terlalu lama.”

25.  Kemudian saya berkata lagi kepadanya,” Saya ingin mengajarkan Dhamma kepada anak muda itu, juga kepada abangnya dan ribuan orang lain.”

26. Dia membalas,” Kami semua tahu Koko memang sangat bersemangat mengajarkan Dhamma. Tetapi, sekarang ini hanya sedikit orang yang mau mendengarkan Dhamma yang baik itu. Sebagian besar manusia bernafsu untuk kaya, ambisus, terkenal, bersaingan dll. Jadi, percuma saja mengajarkan mereka dengan bersemangat. Juga, Koko sudah terlalu lama meninggalkan rumah/alam kita. Koko juga sudah tua di sini. Waktu Koko sudah habis. Di rumah kita di sana, ada banyak orang sedang menunggu Koko pulang. Mereka kangen dengan Koko. Koko Juga bisa mengajar Dhamma di sana.” 

27. Saya kaget dan bertanya,” Loh saya kan baru berumur 57 tahun?”

28. Dia menjawab dengan lembut,” Ya tetapi sudah cukup dan waktu Koko sudah habis. Harus pulang sekarang juga.”  

29. Karena didesak, lalu saya bertanya,” Bisakah saya ikut kamu dan menikah di sana tetapi kembali ke sini beberapa jam kemudian untuk mengajarkan Dhamma kepada anak muda itu dan abangnya?”

30. Dia menjawab dengan lembut sambil tersenyum manis,. “Ya, bisa.”

31. Catatan: (i) Selama pembicaraan, dia tetap melayang di atas bumi, tetapi tidak jauh dari saya, mungkin 1,5 meter saja; (ii) Biji matanya terlihat jelas, sepertinya hijau tua, (iii) Matanya tidak berkedip-kedip. Karena itu, saya yakin dia adalah dewi dari surga.

32. Saya setuju dan lalu terbang bersama dia.

33. Saya berasa bisa terbang sendiri Karena saya tidak merasa tangan saya dipegang oleh dia.

34. Dia terbang di kanan saya.

35. Lalu, saya memandang ke langit yang putih.

36. Tiba-tiba saya, dengan penuh kesadaran, melihat hanya kegelapan selama beberapa saat.

37. Tidak lama kemudian, saya terbang di angkasa di atas bumi. Saya melihat hutan/pepohonan di bawah dan juga hamparan tanah merah tua yang terbuka, bersama dia. Dia ada di sisi kiri saya.

38. Saya menengok kepadanya dan berkata,” Wah sepertinya kita sudah meninggalkan bumi manusia antara 23-25 tahun lamanya. Mungkin kedua orang kakak-beradik itu sudah tidak di rumah itu sekarang.”

39. Ketika saya baru memulai perkataan itu, dia terbang maju ke arah kiri saya, membalik badannya ke arah saya dan memandang saya.

40. Lalu, dengan lembut dan ramah dia berkata,” Jangan khawatir, Koko. Mereka masih ada di sana ataupun tidak, masalah kecil.”

41. Saya takjub sekali dengan keramahan dan kelembutan suaranya.

42. Saya melihat pakaian saya telah berubah sebagai berikut:

–       Berwarna putih, terlihat tebal, lengan panjang dan menggantung, sekitar 15 cm ke bawah lengan, halus dan ada garis-garis lebar dan pendek berwarna kuning emas;

–       Celana panjang dan lebar, tebal, halus dan juga ada garis-garis lebar berwarna kuning emas;

43. Fisik:

–        Saya merasa badan saya segar sekali

44. Saya melirik ke arahnya dan saya langsung merasa bahwa dia sudah isteri saya.

45. Lalu, saya terjaga dan bangun dari mimpi.

46. Saya langsung merasakan dada kiri saya lega dan nyaman sekali.

47. Perkataannya yang halus dan ramah masih terngiang-ngiang di kuping saya.

48. Esok malamnya saya ceritakan mimpi ini kepada semua anak dan mantu saya, kemudian isteri saya.

50. Atas permintaan sejumlah murid senior saya di bidang terjemahan dan sejumlah teman senior saya di berbagai organisasi, saya menulis dan menyebarkannya untuk kebaikan dan kebahagiaan banyak orang yang dapat memahaminya.

Kesimpulan:

1. Perkataan yang lembut dan sopan serta kejujuran bisa menjatuhkan hati orang yang keras sekali pun.

2. Etikanya yang tinggi selama berbicara dan terbang dengan saya boleh ditiru.

3. Kemungkinan besar sebentar lagi saya akan menjadi bhikkhu.

4. Perkataannya bahwa saat ini sulit bagi manusia untuk mendengarkan ajaran yang baik karena penuh ambisi, nafsu duniawi, bersaingan, sombong dll membuat saya keluar air mata ketika terjaga.

5. Alam bahagia adalah kenyataan dan menunggu kehadiran orang-orang yang bajik. Karena itu, hentikan semua kejahatan dan segera berbuat kebajikan menurut ajaran semua Buddha.

Semoga bermanfaat.

 Jakarta, 25 Juli 2017

Cattamalo T.

– Tinggal di Jakarta, pendidikan S2 Finance, mantan analis saham selama 16 tahun

Tentang Buddhist masuk Surga setelah Praktik Dhamma

0

Ringkasan Artikel:

  1. Masuk surga butuh tekad baja dan konsistensi dalam praktik Dhamma.
  2. Tujuan tertinggi umat Buddha adalah Nibbāna.

Kisah dua orang praktisi Dhamma yang kokoh:

  1. Mendiang mama saya, yang meninggal pada usia 90 tahun:

1. Mampu mengubah pendapatnya dari tradisional menjadi pengikut Dhamma

1. Sekitar 1990, Mama berpesan agar sesudah beliau meninggal, saya membuatkan altar untuk beliau, seperti para leluhur kami.

2. Tetapi, sejak 1992, yaitu ketika saya kunjungi beliau sekitar 1 minggu sebelum Imlek (Tahun Baru Tionghoa), beliau bertanya tentang beda antara Dhamma dan tradisi Tionghoa. Saya jawab pertanyaan itu dengan jelas dan beliau puas.

3. Pada saat itu juga, beliau nyatakan kepada saya bahwa beliau mencabut pesan beliau tersebut.

4. Beliau  juga nyatakan:

4.1 bercita cita utk lahir kembali di surga karena sudah sejak kecil mendengar cerita tentang surga dari banyak orang;

4.2 minta bimbingan saya; dan

4.3 juga minta saya menunjuk seorang adik kami untuk bantu menjaga agar beliau tidak melanggar Dhamma, terutama Pancasila Buddhis, karena saya sering bepergian ke luar kota dll.

5. Saya tekankan kepada beliau tentang manfaat dari praktik Pancasila dan Brahmavihara (metta, karuna, mudita dan upekkha) dan memberi beliau sejumlah contoh dalam kehidupan sehari-hari.

6. Contoh-contoh praktik Pancasila Buddhis:

5.1 Beliau langsung berhenti memesan daging dari langganan beliau;

5.2 Jika ingin makan daging ayam, beliau menyuruh adik kami membeli “bangkai ayam,” yaitu daging ayam yang memenuhi tiga syarat Dhamma: beliau tidak membunuh ayam yang bersangkutan secara langsung, tidak menyuruh orang lain membunuh ayam itu dan tidak mencurigai bahwa ayam itu dibunuh untuk dijual kepada beliau atau adik kami;

5.3 Setiap kali menjelang Imlek, beliau minta agar pemakaian daging dikurangi dan hanya “bangkai” yang dibeli;

5.4 Beliau mengubah perkataan dan pikiran beliau dari negatif menjadi positif sehingga tidak berani mengeluarkan kata-kata yang bersifat memarahi, memaki atau sejenisnya terhadap orang lain, dan mengubahnya dengan banyak kata positif, misalnya, “Senyum donk,” “Kamu pintar dan rajin ya,” dll.

7. Contoh praktik Brahmavihara oleh beliau:

7.1 Beliau menyayangi semua makhluk, yang mencakup binatang, misalnya kucing liar;

7.2 Beliau dengan sengaja membelikan ikan goreng dll untuk diberikan kepada kucing-kucing liar yang sering datang ke rumah beliau, terutama sore hari, lewat celah-celah di bawah pintu gerbang;

7.3 Beliau juga menyediakan air minumnya

8. Sejumlah contoh kebahagiaan beliau karena praktik Dhamma:

8.1 Memberi makan kepada kucing liar

Suatu sore, saya mengunjungi beliau. Ketika melewati pintu gerbang, saya melihat seekor kucing liar sedang makan ikan goreng, yang saya tahu pasti itu pemberian Mama;

Lalu, saya berkata kepada beliau:

8.1.1 Dengan memberi makan kepada kucing itu, Mama sudah menyelamatkan dua jenis hewan: kucing itu dan para tikus yang ada di gudang dekat pintu gerbang. Kucing itu menjadi kenyang dan lalu pergi. Para tikus di gudang itu menjadi merasa aman dari ancaman dimakan oleh kucing itu. Jadi, Mama juga sudah melakukan abhaya dāna, yaitu menyelamatkan para tikus itu dari rasa takut dan bahaya (bhaya).

8.1.2 Ketika mendengarkan penjelasan saya, beliau terlihat bahagia sekali. Beliau berujar,”Oh,  betapa indahnya Dhamma!!! Kenapa baru setua ini aku merasa kebahagiaan ini (beliau berusia sekitar 65 tahun pada waktu itu, tahun 1995).” Lalu, beliau memejamkan mata sebentar untuk menikmati kebahagiaan itu.

8.2 Beliau menghapuskan utang orang kepada beliau

8.2.1 Suatu hari Minggu, seorang wanita keponakan jauh beliau datang untuk pinjam uang guna membayar uang sekolah, uang daftar ulang, buku dll. untuk anak-anaknya. Beliau langsung memberikan pinjaman itu.

Setahun kemudian, keponakan itu datang lagi dan minta maaf karena belum bisa bayar kembali pinjamannya dan mau pinjam uang lagi untuk keperluan yang sama. Beliau langsung berikan pinjaman lagi.

Dua tahun kemudian, keponakan itu datang lagi.

Pada saat itu, saya kebetulan juga baru masuk ke rumah Mama. Saya menyapa keponakan itu, lalu pergi ke kamar Mama.

Saya lihat beliau sedang merenung dan saya tanya mengapa tidak menjumpai keponakannya di ruang tamu.

Jawab beliau,”Aqu lagi bingung nih. Dia sudah dua kali utang dan belum kembalikan sama sekali. Tadi aqu lihat wajahnya sendu dan aqu yakin dia mau utang lagi nih.”

Saya tersenyum dan berkata dengan lembut,” Mama, ini adalah kesempatan yang tepat untuk praktik karunā, yaitu menolong dia lagi dengan uang, dan juga praktik abhaya dāna, yang menghilangkan kecemasan dari dirinya, anak-anaknya dan juga suaminya karena sedang kejepit kebutuhan uang yang penting sekali dan sekaligus harus menanggung rasa malu bertemu dengan Mama karena belum bayar dua bon utangnya.”

Saya tambahkan,”Mama juga perlu jelaskan kepada dia bahwa (i) Mama menghapus dua bon utangnya dan menganggapnya sebagai ang pau kepada anak-anaknya; (ii) Dia boleh minta uang lagi kepada saya jika benar-benar perlu; dan (iii) kasih tahu suami dan anak-anaknya bahwa kita adalah saudara sejati sehingga enggak perlu malu minta uang yang memang benar-benar penting.” 

Mama langsung gembira sekali dan membuka laci uang beliau. Tetapi, beliau tidak jadi ambil uang, lalu, berkata kepada saya,” Aqu belum tahu nih dia mau utang berapa lagi. Jadi, aqu akan tanya dia dulu.”

Singkat cerita, saya kemudian melihat keponakan itu memeluk Mama sambil berurai air mata, mengucapkan banyak terima kasih dll, lalu keluar.

Mama tersenyum bahagia sekali, lalu duduk, memejamkan mata untuk menikmati kebahagiaan hasil praktik Dhamma dan berujar,”Oh, indahnya Dhamma Sang Buddha!!! Uang yang tidak berapa banyak itu ternyata sangat berguna untuk keponakan saya dan keluarganya. Semoga anak-anaknya rajin dan cerdas.”

9. Sekitar 2014, Mama terkena dua kali stroke ringan sehingga beliau tidak bisa bangun dari ranjang dengan mudah. Saya menasihati beliau untuk selalu ingat kebaikan-kebaikan beliau dan juga keindahan Dhamma Sang Buddha sehingga pikiran beliau bahagia, tenang dan damai.

10. Fenomena sekitar 3-4 jam sebelum meninggalnya Mama pada 14 Juli 2018

10.1 Pada Sabtu sore 14 Juli 2018, saya ditelepon oleh adik laki-laki kami untuk segera datang ke rumah Mama karena Mama mulai muntah-muntah dan kelihatannya sedang kritis.

10.2 Saya sampai di rumah Mama sekitar jam 4.00 sore. Saya melihat sejumlah tetangga, pemilik toko dan warung di sekitarnya sedang berkumpul di dekat pintu gerbang rumah beliau. Mereka terheran-heran oleh sejumlah fenomena alam yang sedang berlangsung ketika itu. Mereka bertanya kepada saya, “Mengapa suasana  sahdu sekali? Ini kali pertama terjadi di lingkungan kita,”

Saya jawab,” Mama sedang sakit dan kelihatannya akan pergi karena sudah muntah-muntah.”

10.3 Ketika saya masuk ke halaman rumah Mama, adik laki-laki kami itu sedang berdiri di halaman rumah Mama dengan sejumlah keponakan dan kakak ipar tertua kami. Saya tanya adik kami itu mengapa dia tidak menjaga Mama yang sedang kritis. Dia jawab,”Saya dan mereka sedang mengamati sejumlah fenomena alam sejak sekitar 1 jam lalu.”

10.3.1 Fenomena itu:

  a. Timbul satu buah bulan kecil yg cerah persis di atas rumah Mama,

b. Hujan rintik-rintik sekali;

c. Suasana sahdu sekali;

d. Angin di sekitar kami bertiup lembut padahal biasanya bertiup agak kencang dan berisik karena lewatnya banyak mobil di jalan raya di depan rumah Mama;

e. Daun pohon-pohon besar di sana yang biasanya berisik karena diterpa oleh angin dari jalan raya itu ternyata sunyi dan hanya bergerak ke berbagai arah perlahan-lahan;

f. Dll

10.4 Kakak ipar tertua kami itu, wanita yang sejak kecil diketahui punya kemampuan “melihat,” berkata dengan jelas kepada kami,” Lihat, di dekat bulan itu! Ada kereta kencana (emas) terlihat seperti sedang menunggu seseorang!!!”

10.5 Lalu, saya masuk ke kamar Mama dan melihat beliau sudah lemah, tetapi masih bisa mendengar percakapan jika diucapkan cukup keras. Saya membisiki beliau agar ucapkan kata “Buddho” terus-menerus. Lalu, saya mengajak sejumlah anggota keluarga untuk membaca paritta untuk orang sakit.

Di kamar Mama, ada altar kecil dengan sebuah rupang Buddha. Sesudah baca paritta, saya berkata,” Sang Buddha, sudah puluhan tahun Mama bercita-cita untuk lahir kembali di surga jika wafat. Apabila buah karma baik beliau belum cukup, bantulah beliau agar mencapai cita-cita beliau. Terima kasih, Sang Buddha.”

10.6 Begitu selesai berkata demikian, saya memandang wajah Mama dan saat itu juga beliau “pergi untuk selama-lamanya.”

11. Kakak ipar tertua kami berkata,” Oh, rupanya kereta kencana itu menjemput Mama!!!”

12. Wajah Mama terlihat tenang, sejuk dan bahagia.

13. Empat hari kemudian, kami mengkremasi jenazah beliau dan menyempurnakannya di laut menjelang sore.

14. Hari masih sore ketika saya dalam perjalanan pulang dari acara itu dan duduk di kursi depan di samping sopir. Tiba-tiba muncul wajah Mama dengan pakaian “keren” dan berkata,” Terima kasih ya sudah mengajarkan Dhamma kepada saya. Sekarang saya di alam bahagia.”

B. Tentang mendiang adik laki-laki saya, yang meninggal pada usia 57 tahun pada 14 Desember 2019

1. Dua hari sesudah kremasi Mama pada Juli 2018, dia bilang kepada saya,” Mulai saat ini, keyakinan saya pada ajaran Sang Buddha mantap. Saya mau dalami dan praktikkan selama sisa hidup saya. Saya mau kumpul kembali dgn Mama di surga.”

2. Dia bersumpah tidak akan melanggar Pancasila Buddhis.

3. Dia juga cukup aktif meditasi dan bahkan sangat aktif dorong orang lain ikut meditasi di sebuah vihara.

4. Dia ikut sejumlah grup WA Dhamma.

5. Sejak dia jatuh sakit ringan sekitar 1,5 bulan lalu, dia semakin curahkan waktunya untuk renungi Dhamma dan kikis kilesa dari pikirannya.

6. Saya jumpa dia kali terakhir pada Jumat malam lalu, 13 Desember 2019, dan lihat dia sedang baca dan kirim pesan-pesan Dhamma lewat WA.

7. Pagi ini, dia bangun tidur sekitar jam 4 pagi, lalu jalan ke kamar kecil. Dia ke dapur untuk makan sedikit, kembali ke kamarnya, terlentang, lalu pergi selama-lamanya sekitar jam 5.15 pagi.

8. Kami membawanya ke rumah duka.

9. Wajahnya tersenyum, mirip sekali dengan keadaannya sehari-hari. Ketika peti matinya akan ditutup, kami mengajak banyak teman dan tamu untuk melihatnya. Mereka takjub sekali. Bahkan abang kami dan isterinya berkata bahwa selama berpuluh-puluh tahun melihat wajah orang meninggal, baru kali ini mereka melihat wajah orang meninggal (yaitu adik kami) tersenyum cerah!!!

10. Seorang wanita teman keluarga kami membantu membuat sejumlah kue untuk para tamu di rumah duka. Esoknya dia bercerita kepada kami bahwa adik kami mendatanginya dalam mimpi dan, dengan ramah, mengucapkan terima kasih kepadanya sebagai berikut,” Ci, terima kasih banyak ya sudah membuat kue untuk acara saya.”

11. Dua hari kemudian, kami mengadakan upacara Buddhis untuk kremasi.

12. Sesudah kremasi, seorang mantu saya membawa sisa kremasi jasad adik kami ke laut dan menyempurnakannya di sana. Hari sudah sore, sekitar jam 4.00. Sesudah selesai, mantu saya masuk ke mobilnya dan menutup pintu mobilnya untuk menghidupkan mesin mobilnya. Tiba-tiba mendiang adik kami, dengan pakaian dan senyuman sehari-harinya, muncul di sebelah kanan mantu saya (di luar mobilnya) dan, sambil tersenyum ramah, mendiang adik kami berkata,” Terima kasih ya sudah menyempurnakan jasad saya.”

Semoga bermanfaat.

Cattamalo Tjan

Jakarta, 16 Desember 2019

Catatan: Kisah di atas hanya sebagian dari fenomena yang kami alami dan lihat tentang Mama dan adik kami itu sebelum dan sesudah mereka meninggal.

Pikiran yang labil

Dhammapada Stanza No. 33

Phandanaṃ capalaṃ cittaṃ – durakkhaṃ dunnivārayaṃ
ujuṃ karoti mēdhāvī – usukāro’va tējanaṃ’

Terjemahan Indonesia-nya:

Pikiran yang labil, berubah-ubah, sulit dijaga (dari objek-objek indra), sulit dikendalikan, orang bijak luruskan, bagaikan pembuat panah meluruskan anak panahnya.

Latar belakang:

Sang Buddha membabarkan ceramah Dhamma ini ketika beliau sedang berdiam di gunung Cāliya kepada Bhikkhu Mēghiya, pelayan beliau pada saat itu. Ada sebuah hutan mangga di tepi Sungai Kimkālā. Hutan itu bagus untuk meditasi. YM Mēghiya minta ijin dari Sang Buddha untuk pergi ke hutan itu untuk bermeditasi. Walaupun Sang Buddha telah menolaknya dua kali, pada kali ketiga Sang Buddha memberikan ijin. YM Mēghiya pergi ke hutan, tetapi tidak mampu mengendalikan pikiran beliau dan berbagai macam perasaan indrawi muncul di pikiran beliau. Beliau gagal dalam upaya beliau dan kembali kepada Sang Buddha serta menjelaskan apa yang telah terjadi ke pikiran beliau. Pada saat itulah Sang Buddha memberikan ceramah tentang isi stanza ini.

Penjelasan:

Apa arti perkataan ” Phandanaṃ capalaṃ cittaṃ?”Artinya adalah pikiran kita selalu bergetar, gemetar dan labil. Ia berubah-ubah sesuai dengan berbagai macam objek yang muncul ke mata kita dan organ-organ indrawi yang lain. Sulit menjinakkannya walaupun sekejap, mirip dengan seorang bayi yang tidak bisa diam dalam satu posisi walaupun sekejap. Pikiran kita berlari ke berbagai macam objek. Itulah sifat pikiran. Pikiran yang tidak dikendalikan (capalaṃ cittaṃ) selalu mengejar kesenangan indrawi dan tidak dapat menjauhkan dirinya dari objek indrawi. Pikiran sangat sulit dijaga karena ia mirip dengan seekor lembu yang makan jagung atau tanaman padi yang sedang tumbuh (kiṭṭhakhādaka gono viya).

Di stanza ini, dunnivārayaṃ berarti bahwa sulit membersihkan dan selalu cenderung memperhatikan objek-objek yang tidak umum atau pudendum muliebre (visabhāgha ārammana). Kita perlu membersihkan dan menyegarkan pikiran kita, tetapi hal itu adalah tugas yang sangat sulit karena pikiran kita selalu mencari objek yang tidak umum dan berbeda-beda.

‘ujuṃ karoti mēdhāvī’ –artinya adalah orang bijak (mēdhāvī) meluruskan pikirannya yang bergetar-getar, bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panahnya. Walaupun tinggal di hutan, orang bijak melakukan seperangkat praktik yang menghasilkan keadaan atau sesuai dengan sebuah dhuta, yaitu menjadi seorang yang cermat sekali atau terhormat. Ia (dhuta) menghancurkan kotoran-kotoran batinnya dengan memakai pikiran yang yakin atau penuh keyakinan. Ia memperkuat meditasi ketenangan (samatha bhāvanā) dan vipassana bhāvanā (meditasi pandangan terang atau pandangan mendalam) untuk memperkuat ketenangan dan mawas diri. Orang-orang bijak meluruskan pikiran mereka dengan memakai kekuatan pikiran yang telah diperkuat atau dimajukan. Dalam konteks agama Buddha, kekuatan itu dianggap sebagai daya yang paling besar, energi dan tenaga yang tertinggi di dunia. Pikiran dapat diperkuat atau dimajukan secara sekuler maupun spiritual.

Pikiran sekuler yang telah diperkuat atau dimajukan: pikiran tersebut mampu menciptakan atau menemukan banyak benda yang baru, misalnya komputer, pesawat ruang angkasa ulang-alik, senjata nuklir.

Pikiran spiritual yang telah diperkuat atau dimajukan: pikiran tersebut mampu memahami sifat sejati manusia, alam raya dan semua makhluk lain serta empat kebenaran mulia. Ia berfokus pada kesejahteraan semua makhluk dan akan menghasilkan tindakan-tindakan yang welas-asih, produktif dan besar.

bhāvanā berarti penumbuh-kembangan pikiran seseorang, pemerkuatan atau pemajuan pikiran secara spiritual, pemerkuatan atau pemajuan pikiran melalui pikiran, perbuatan dan perasaan yang bajik. Hal itu benar-benar merupakan salah satu kekuatan besar pikiran (bhāvanā bala). Hal itu juga merupakan salah satu kegiuran atau kesenangan dengan penumbuh-kembangan diri (bhāvanārāma) bagi orang-orang bijak. Pikiran yang telah ditumbuh-kembangkan dengan mudah melihat sifat sejati dunia ini, manusia dan hal-hal lain, sifat kehidupan samsāra yang tidak dapat diakhiri, yaitu siklus terus-menerus kelahiran dan kematian semua makhluk secara tiada henti.

Catatan: Latar belakang dan penjelasan ditulis dalam bahasa Inggris oleh Prof. Bhikkhu Seevali, Ph.D, dan stanza Pali-nya diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Tjan Sie Tek, M.Sc., Penerjemah Tersumpah, www.tjansietek.com

Senang dengan kehati-hatian

Dhammapada Stanza No. 31

appamāda rato bhikkhu – pamāde bhayadassi vā
saṃyojanaṃ anuṃ-thūlaṃ  – dahaṃ aggī’va gacchati’

Arti Bahasa Indonesia:
“Bhikkhu yang senang dengan kehati-hatian atau
melihat bahaya di dalam kelengahan
maju terus, bagaikan api membakar belenggu-belenggu,
yang kecil ataupun besar.”

Latar belakang

Di kota Sāvatthi, seorang bhikkhu mendatangi Sang Buddha dan mempelajari topik-topik untuk meditasi, lalu masuk ke dalam hutan. Keadaan sangat sulit bagi dirinya untuk meningkatkan mutu batinnya. Tetapi, ia tidak menanggalkan upayanya. Ia memutuskan akan mengunjungi Sang Buddha lagi. Di perjalanan, ia mengamati kebakaran hutan yang besar sekali. Ia merenungi pemusnaan yang disebabkan oleh kebakaran itu dan berpikir,” Saya juga seharusnya memusnakan belenggu-belenggu saṃsāra (siklus kehidupan dan kematian yang berulang-ulang) dan, kemudian, saya dapat bebas dari saṃsāra yang berbahaya ini. Pada saat itu, Sang Buddha, setelah mengetahui pikiran sang bhikkhu, membabarkan sebuah khotbah Dhamma kepada sang bhikkhu melalui pembabaran lewat gelombang cahaya. Kemudian, sang bhikkhu menjadi Arahat.

Penjelasan tentang sejumlah istilah bahasa Pali di stanza 31 ini

Mari kita bahas ari stanza Pali ini:
“Bhikkhu yang senang dengan kehati-hatian atau
melihat bahaya di dalam kelengahan
maju terus, bagaikan api membakar belenggu-belenggu dirinya,
yang kecil ataupun besar.”

Stanza ini menjelaskan belenggu-belenggu di kehidupan kita dalam saṃsāra. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk mengerti sifat nasib kita. Tanpa memahami belenggu-belenggu itu, kita ada di dalam lingkaran saṃsāra yang berbahaya. Jika kita sedang di tangga kebatinan dan perlu memusnakan belenggu-belenggu proses saṃsāra, pertama-tama kita perlu memahami belenggu-belenggu itu dengan baik. Ada sepuluh belenggu (dasa sañyojana atau dasa saṁyojana) yang mengikat manusia ke roda  saṃsāra.

pamāde bhayadassi vā” berarti melihat bahaya kelahiran di neraka dan tempat-tempat penyiksaan seperti itu.

Kesepuluh belenggu itu adalah sebagai berikut:

  1. sakkāyadiṭṭhi – ajaran tentang roh, mitos tentang adanya aku, spekulasi tentang keabadian atau hal lain tentang keakuan seseorang;
  2. vicikiccā – kebingungan, ketidak-pastian, keraguan tentang Sang Buddha, Dhamma, Saņgha, Pañcasila, kelahiran kembali, kelahiran sebelumnya, karma dll;
  3. Sīlabbataparāmāsa – kemelekatan dengan aturan dan upacara belaka, kegemaran dan khayalan tentang upacara yang tidak ilmiah dan upcara yang membuta;
  4. Kāmacchanda – kegembiraan dengan kesenangan-kesenangan indrawi;
  5. Vyāpāda – niat jahat, keinginan untuk melukai, melakukan perusakan
  6. Rūparāga – nafsu rendah untuk mendapatkan kelahiran kembali
  7. Arūparāga – nafsur rendah untuk mendapatkan kelahiran kembali di alam-alam tanpa fisik;
  8. Māna – kegan, kejumawaan, keangkuhan
  9. Uddhacca – kebingungan yang aneh, pengimbangan secara berlebihan, ketersinggungan, ketergesa-gesaan
  10. Avijjā –  kebodohan batin, yaitu akar kejahatan

Kesepuluh belenggu itu dijadikan dua kelompok, yaitu:

  1. Anu sañyojana atau anu saṁyojana – belenggu halus, yaitu lima belenggu kedua
  2. Thūla sañyojanas atau thūlaṁ saṁyojana – belenggu besar, yaitu lima belenggu pertama

 

Catatan: Latar belakang dan penjelasan ditulis dalam bahasa Inggris oleh Prof. Bhikkhu Seevali, Ph.D, dan stanza Pali-nya diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Tjan Sie Tek, M.Sc., Penerjemah Tersumpah, www.tjansietek.com

Jangan lengah

Dhammapada Stanza No. 27

Mā pamādamanuyuñjetha – mā kāmarati santhavaṃ
appamatto hi jhayanto –  pappoti vipulaṃ sukhaṃ’

Arti Bahasa Indonesia:
Jangan lekat dengan kelengahan dan juga dengan nafsu kenikmatan indrawi.
Meditator yang tekun pasti mendapatkan kebahagiaan yang berlimpah (Nibbana).

Mari kita perhatikan arti stanza Pali ini:

Jangan ikuti kesia-siaan atau kenikmatan ragawi dan nafsu! Orang yang tekun dan suka meditasi mendapatkan kebahagiaan yang besar sekali.

Sang Buddha secara tegas menasihati para bhikkhu dan umat awam sebagai berikut:” Jangan lengah, jangan malas!” “Jangan buang waktu anda yang berharga untuk hal-hal yang tidak ada gunanya!”

Itulah dorongan dan ilham dari Sang Buddha agar kita berlatih meditasi. Itu juga ilham dari Sang Buddha untuk umat awam agar berlatih meditasi.  Itu salah satu pendorong yang penting sekali oleh Sang Buddha untuk para bhikkhu agar berlatih meditasi.

Jadi, kita harus mengerti kemalasan dan sifat lamban kita untuk berlatih perenungan. Kita harus menghentikan sifat lamban bawaan kita.

‘mā kāmarati santhavaṃ -’ Di baris Pali ini, Sang Buddha memberikan nasihat sebagai berikut:” Jangan lekat pada kesenangan indrawi!”,  “Jangan mabuk dengan kenikmatan dalam kesenangan indrawi.”

Kemelekatan pada hal-hal indrawilah yang tidak boleh dilakukan. Nafsu untuk mendapatkan kesenangan indrawi atau mengejar kesenangan sangat merugikan dan sia-sia secara batin. Seluruh dunia sedang mengejar kesenangan duniawi saat ini. Masyarakat kita dikuasai oleh nafsu untuk mendapatkan kesenangan indrawi.

Benar bahwa kesenangan indrawi ada (kāma-nandī) dan pernyataan itu tidak salah. Seseorang boleh menikmati kesenangan indrawi, tetapi kita juga harus mengerti bahwa kesenangan ragawi tidak memberikan kebahagiaan yang bertahan lama. Ia adalah salah satu jenis kebahagiaan tetapi jenis kebahagiaan yang rendah, yaitu jenis kebahagiaan yang hina. Pengejaran kesenangan duniawi (kāmānusārin) menjadikan kita buta terhadap kenyataan. Karena itu, kita tidak melihat kenyataan, tidak mengerti dunia ini sebagaimana adanya karena kita dibutakan oleh kesenangan duniawi.

Ketika seseorang sangat lekat pada kenikmatan indrawi, ia bagaikan kerbau liar yang belum dijinakkan. Ia tidak melihat satu pun perbedaan antara hal yang baik dan yang buruk. Ia tidak patuh dengan ayah atau ibunya atau guru yang mana pun.

vipulaṃ sukhaṃ – yang berarti kebahagiaan yang tertinggi adalah tujuan tunggal agama Buddha. vipulaṃ sukhaṃ berarti Nibbāna, yaitu kebahagiaan yang tertinggi di dunia. Tidak mudah untuk mendapatkannya. Orang yang berlatih meditasi (atau jhāyanto) sedang ada di perjalanan batin itu.

Sekali lagi, untuk berlatih meditasi, kita benar-benar perlu tekat yang teguh, kesungguhan yang tulus dan kemauan yang keras.

Orang-orang yang berlatih meditasi adalah salah satu pelipur lara bagi dunia ini, yaitu penghiburan satu-satunya bagi masyarakat yang sedang gelisah ini. Energi mental para meditator itu menimbulkan kebahagiaan bagi anda dan juga rasa senang bagi dunia ini.

Catatan: Latar belakang dan penjelasan ditulis dalam bahasa Inggris oleh Prof. Bhikkhu Seevali, Ph.D, dan stanza Pali-nya diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Tjan Sie Tek, M.Sc., Penerjemah Tersumpah, www.tjansietek.com

×

 

Hello!

Click one of our contacts below to chat on WhatsApp

× Apakah ada yang bisa kami bantu?