(Sumber gambar: Pribadi)
20. YA Mahāpajāpatī Gotami Therī
Beliau lahir di dalam sebuah keluarga Sakya di Devadaha sebagai putri Raja Suppabuddha dan merupakan adik Ratu Mahāmāyā, ibu Pangeran Siddhattha, yang meninggal dunia ketika pangeran berusia tujuh hari. (Lihat diagram silsilah Sang Buddha)
Lalu, Pangeran Siddhattha dibesarkan oleh Ratu Mahāpajāpatī Gotami.
Setelah Sang Buddha menyelesaikan vassa-Nya yang kelima, Raja Suddhodana menjadi Arahat dan mencapai Parinibbāna pada hari itu juga.
Halaman 521-524 Vinaya Piṭaka mencatat bahwa ratu dan sejumlah wanita suku Sakya ingin menjadi bhikkhuni. YA Ᾱnanda mendukung niat itu dan memohon kepada Sang Buddha agar mereka ditahbiskan sebagai bhikkhuni.
Pada Nandakovada Sutta (MN 146) Sang Buddha memerintahkan YA Nandaka untuk membabarkan Dhamma kepada YA Mahāpajāpatī Gotami dan 500 bhikkhuni yang lain dan, setelah pembabaran yang kedua, YA Mahāpajāpatī Gotami menjadi Arahat. Lima ratus orang bhikkunī lainnya mencapai berbagai tingkat kesucian.
Therigatha 6.6 mencatat pujian-pujian YA Mahāpajāpatī Gotami tentang Sang Buddha.
Pada usia 120 tahun beliau mencapai Parinibbāna dan juga kelima ratus orang bhikkhuni lainnya di kota Vesāli.
YA Ᾱnanda mengumpulkan dan memasukkan relik beliau ke dalam mangkuk yang biasanya beliau pakai.
20. The Venerable Mahāpajāpatī Gotami Theri
Born to a Sakyan family in Devadaha, she was King Suppabuddha’s daughter and the younger sister of Queen Mahāmāyā, Prince Siddhattha’s mother, who passed away when the prince reached the age of seven days. (See the Buddha’s genealogical chart)
The prince was then brought up by Queen Mahāpajāpatī Gotami.
After the Buddha completed His fifth rains retreat, King Suddhodana became an Arahant and reached final Nibbāna on the same day.
Pages 522-524 of Vinaya Texts record that The queen and a number of women of the clan Sakyan intended to become nuns, or bhikkhunis. The Venerable Ᾱnanda was supportive of the intention and made a request to the Buddha that they be ordained as nuns.
In the Nandakovada Sutta the Buddha ordered the Venerable Nandaka to preach the Dhamma to Mahāpajāpatī Gotami and another 500 nuns and, after the second preaching, she attained Arahantship. The other five hundred nuns attained different degrees of sainthood.
Therigatha 6.6 records the praises spoken by her of the Buddha.
At the age of 120 years she reached her final Nibbāna and so did her five hundred fellow nuns in the city of Vesāli.
The Venerable Ᾱnanda gathered and put her relics into the bowl usually used by her.
Ditulis oleh Rama Tjan Sie Tek, M.Sc., Penerjemah Tersumpah, Sāsanadhaja Dharma Adhgapaka, Rohaniwan Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia